Oleh : Lisa Permitasari, S.Kep, Ns
A.
PENGERTIAN
Eliminasi adalah proses pembuangan
sisa metabolisme tubuh baik berupaurin atau bowel (feses). Defekasi adalah
pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga disebut bowel movement. Ketika gelombang
peristaltic mendorong feses kedalam kolon
sigmoid dan rektum, saraf sensoris dalam rektum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk
defekasi.
Eliminasi yang teratur dari
sisa-sisa produksi usus penting untuk fungsi tubuh
yang normal. Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan masalah pada gastrointestinal dan bagian tubuh yang lain.
Karena fungsi usus tergantung pada keseimbangan
beberapa faktor, pola eliminasi dan kebiasaan masing-masing orang berbeda. Untuk menangani masalah
eliminasi klien, perawat harus mengerti proses eliminasi yang normal dan
faktor-faktor yangmempengaruhi eliminasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi:
1. Usia dan perkembangan : mempengaruhi karakter faeces, control bayi
s/d 2-3 tahun: lambung kecil, enzim kurang, peristaltic usus cepat,
neuromuskuler belum berkembang. Remaja : usus besar berkembang. Tua : gigi
berkurang, enzim di saliva & lambung berkurang peristaltic dan tonus abdomen
berkurang.
2. Diet
Makanan berserat dan berselulosa penting untuk mendukung volume fekal.
Diet yang tidak teratur akan menggangu pola defekasi. Contoh makanan yang
mengandung gas: bawang, kembang kol, dan kacang-kacangan. Susu: sulit dicerna
bagi sebagian orang/ laktusa intolerance.
3. Pemasukan cairan.
Normalnya: 2000-3000 ml/hari. Jika intake cairan tidak adekuat atau
pengeluaran yang berlebihan (urin/muntah) tubuh akan kekurangan cairan sehingga
tubuh akan menyerap cairan sehingga
faeces yang dikeluarkan menjadi keras.
4. Aktifitas fisik
merangsang peristaltic meningkat.
5. Faktor psikologik.
Cemas, marah akan meningkatkan peristaltic/ diare. Depresi akan
memperlambat peristaltic usus/ konstipasi.
6. Kebiasaan
Sulit BAB di tempat orang lain atau tempat yang baru karena hilangnya
privacy.
7. Posisi
Jongkok/paha fleksi akan meningkatkan tekanan abdomen dan posisi duduk
akan meningkatkan tekanan rectum, sehingga akan mempermudah defekasi.
8. Nyeri
Hemoroid menyebabkan defekasi tidak nyaman dan akhirnya menjadi
konstipasi.
9. Kehamilan: menekan rectum
10. Operasi dan anastesi: blok parasimpatis 24-48 jam akan menghentikan
pergerakan usus (ileus paralitik)
11. Obat-obatan: narkotik, morfin, kodein menyebabkan konstipasi.
Laksatif untuk menstimulasi eliminasi bowel.
12. Tes diagnostic: barium enema dapat menyebabkan kostipasi.
13. Kondisi patologi: injuri spinal cord/kepala dan gangguan
mobilisasi, dapat menurunkan stimulasi sensori untuk defekasi. Buruknya fungsi
spinal anal menyebabkan inkontinensia.
14. Irritans: makanan berbumbu/ pedas, toxin bakteri/racun dapat
mengritasi usus dan menghasilkan diare/ banyak flatus.
- NILAI-NILAI NORMAL
KARAKTERISTIK FESES NORMAL DAN ABNORMAL |
|||
Karakteristik
|
Normal
|
Abnormal
|
Kemungkinan penyebab
|
Warna
|
Dewasa : kecoklatan
Bayi : kekuningan
|
Pekat / putih
|
Adanya pigmen empedu (obstruksi empedu); pemeriksaan
diagnostik menggunakan barium
|
Hitam
|
Obat (spt. Fe); PSPA (lambung, usus halus); diet tinggi
buah merah dan sayur hijau tua (spt. Bayam)
|
||
Merah
|
PSPB (spt. Rektum), beberapa makanan spt bit.
|
||
Pucat
|
Malabsorbsi lemak; diet tinggi susu dan produk susu dan
rendah daging.
|
||
Orange atau hijau
|
Infeksi usus
|
||
Konsistensi
|
Berbentuk, lunak, agak cair / lembek, basah.
|
Keras, kering
|
Dehidrasi, penurunan motilitas usus akibat kurangnya
serat, kurang latihan, gangguan emosi dan laksantif abuse.
|
Diare
|
Peningkatan motilitas usus (mis. akibat iritasi kolon
oleh bakteri).
|
||
Bentuk
|
Silinder (bentuk rektum) dgn Æ 2,5 cm u/ orang dewasa
|
Mengecil, bentuk pensil atau seperti benang
|
Kondisi obstruksi rektum
|
Jumlah
|
Tergantung diet (100 – 400 gr/hari)
|
||
Bau
|
Aromatik : dipenga-ruhi oleh makanan yang dimakan dan
flora bakteri.
|
Tajam, pedas
|
Infeksi, perdarahan
|
Unsur pokok
|
Sejumlah kecil bagian kasar makanan yg tdk dicerna,
potongan bak-teri yang mati, sel epitel, lemak, protein, unsur-unsur kering
cairan pencernaan (pigmen empedu dll)
|
Pus
Mukus
Parasit
Darah
Lemak dalam jumlah besar
Benda asing
|
Infeksi bakteri
Konsidi peradangan
Perdarahan gastrointestinal
Malabsorbsi
Salah makan
|
- HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI PADA KLIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN KEBUTUHAN ELIMINASI URIN
a. Riwayat Keperawatan
- Tentukan kebiasaan/ pola eliminasi : frekuensi waktu.
- Identifikasi kebiasaan yang membantu BAB: minum air hangat,
menggunakan laksatif, makanan yang spesifik, menggunakan waktu lebih lama untuk
BAB
- Tanyakan perubahan BAB, kapan terakhir BAB aaaaaadan apa kira-kira
penyebab perubahannya.
- Tanyakan karakteristik/cirri-ciri fecesnya: keras/lunak, warna dan
bentuknya.
- Riwayat diet
- Pemasukan cairan
- Riwayat olah raga/ kemampuan mobilisasi
- Kaji apakah perlu bantuan untuk BAB di rumah
- Riwayat operasi / penyakit yang menyebabkan gangguan saluran
pencernaan.
- Kaji adanya kolostomi, dan bagaimana keadaannya
- Kaji penggunaan obat-obatan: laksatif, antacid, zat besi/Fe,
analgesic dsd yang dapat menyebabkan gangguan BAB
- Kaji keadaan emosi
- Kaji riwayat sosial.
b.Pemeriksaan Fisik
- Abdomen
Inspeksi: bentuk, simetris, warna kulit, adanya massa, perstaltik,
vena, stoma, lesi. Secara normal gelombang peristaltic tidak terlihat, jika
dapat diobservasi berarti obstruksi intestine. Abdomen yang distensi/tegang,
biasanya kerena adanya gas, tumor, cairan pada rongga perineum. Pengukuran
dengan meteran setiap hari menentukan apakah distensi bertambah. Tempat
pengukuran harus tetap, misalnya pada umbilicus dan pada waktu yang sama seyiap
harinya. Jika ada massa tonjolan menetap.
Auskultasi:
Lebih dulu dimulai dari palpitasi, untuk mencegah perubahan
peristaltic. Dalam mengkaji ditulis bising usus normal. Sangat bising.
Absent/hipoaktif, hiperaktif
II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul :
a.
Diare b/d psikologis,situasional,fisiologis
b.
Konstipasi b/d kelemahan otot, aktivitas fisik
tidak mencukupi, perubahan lingkungan, psikologis, toileting tidak adekuat,
farmakologi, mekanis, fisiologis
c.
Inkontinensia
Bowel b/d diare kronis,
kebiasaan diit, faktor lingkungan, immobility, pengobatan, stress, kerusakan
nervus
III.
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
a.
Diare b/d psikologis,situasional,fisiologis
|
NOC:
Bowel elimination
Kriteria Hasil :
v Pola eliminasi dbn
v Konsistensi Feses berbentuk, lunak
v Menjaga daerah sekitar rectal dari
iritasi
v
Warna
feses dbn
v
Kontrol
terhadap pergerakan feses
v
Diare
tidak terjadi
v
Feses
yang dikeluarkan sesuai diit
v
Aktifitas
latihan adekuat
v
Konsumsi
cairan dan serat adekuat
|
NIC :
Diarhea
Management
v
Evaluasi efek samping pengobatan terhadap
gastrointestinal
v Ajarkan pasien untuk menggunakan obat
antidiare
v
Instruksikan pasien/keluarga untukmencatat
warna, jumlah, frekuenai dan konsistensi dari feses
v
Evaluasi intake makanan yang masuk
v
Identifikasi factor penyebab dari diare
v
Monitor tanda dan gejala diare
v
Observasi turgor kulit secara rutin
v
Ukur diare/keluaran BAB
v
Hubungi dokter jika ada kenanikan bising usus
v
Instruksikan pasien untukmakan rendah serat,
tinggi protein dan tinggi kalori jika memungkinkan
v
Instruksikan untuk menghindari laksative
v
Ajarkan tehnik menurunkan stress
v
Monitor persiapan makanan yang aman
|
b.
Konstipasi b/d
kelemahan otot, aktivitas fisik tidak mencukupi, perubahan lingkungan,
psikologis, toileting tidak adekuat, farmakologi, mekanis, fisiologis
|
NOC:
Bowel elimination
Kriteria Hasil :
v Pola eliminasi dbn
v Konsistensi Feses berbentuk, lunak
v Menjaga daerah sekitar rectal dari
iritasi
v
Warna
feses dbn
v
Kontrol
terhadap pergerakan feses
v
Feses
yang dikeluarkan sesuai diit
v Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi
v Mengidentifikasi indicator untuk mencegah
konstipasi
v
Aktifitas
latihan adekuat
v
Konsumsi
cairan dan serat adekuat
|
NIC:
ConstipationManagement
v Monitor tanda dan gejala konstipasi
v Monior bising usus
v Monitor feses: frekuensi, konsistensi dan
volume
v Konsultasi dengan dokter tentang penurunan
dan peningkatan bising usus
v Monitor tanda dan gejala ruptur
usus/peritonitis
v Jelaskan etiologi dan rasionalisasi
tindakan terhadap pasien
v Identifikasi faktor penyebab dan kontribusi
konstipasi
v Dukung intake cairan
v Kolaborasikan pemberian laksatif
v Dorong
peningkatan aktifitas
v Kolaborasikan
dengan ahli gizi diiet tinggi serat dan cairan
|
c.
Inkontinensia Bowel b/d diare kronis, kebiasaan diit, faktor
lingkungan, immobility, pengobatan, stress, kerusakan nervus
|
NOC:
Bowel Continence
Kriteria Hasil :
v
Tidak
terjadi diare
v
Tidak
terjadi konstipasi
v
Mengetahui
hubungan intake dengan pola eliminasi
v
Dapat
meraih toilet sebelum defekasi terjadi
v
Dapat
mengatur defekasi secara mandiri
|
NIC :
Bowel Inkontinence care
v Perkirakan penyebab fisik dan
psikologi dari inkontimemsia fekal
v Jelaskan penyebab masalah dan
rasional dari tindakan
v Jelaskan tujuan dari managemen
bowel pada pasien/keluarga
v
Diskusikan prosedur dan criteria hasil yang
diharapkan bersama pasien
v
Instruksikan pasien/keluarga untuk mencatat
keluaran feses
v
Cuci area perianal dengansabun dan air
lalukeringkan
v Jaga kebersihan baju dan tempat tidur
v
Lakukan program latihan BAB
v
Monitor efek samping pengobatan.
Bowel Training
v
Rencanakan program BAB dengan pasien dan
pasien yang lain
v Konsul ke dokter jika pasien memerlukan
suppositoria
v Ajarkan ke pasien/keluarga
tentang prinsip latihan BAB
v
Anjurkan pasien untuk cukup minum
v
Dorong pasien untuk cukup latihan
v
Jaga privasi klien
v
Kolaborasi pemberian suppositoria jika
memungkinkan
v
Evaluasi status BAB secara rutin
v
Modifikasi program BAB jika diperlukan
|
IV.
DAFTAR PUSTAKA.
Delaune, Sue C and Ladner, Patricia
K. 2002. Second Edition Fundamentals of Nursing Standards and Practice.
USA: Delmar Thomson Learning
Johnson, Marion, Maas,
Meridean, and Moorhead, Sue. 2007.
Nursing Outcomes Classification (NOC) second edition. USA: Mosby.
McCloskey, J.C, Bulechek, G.M. 2007. Nursing Intervention
Classification (NIC). Second Edition. Mosby – Year Book, Inc.
North American Nursing Diagnosis Association. 2009. Nursing Diagnoses :
Definition & Classification 2009. Philadelphia.
Tarwoto dan Wartonah. 2007. Kebutuhan
Dasar Manusia &
Proses Keperawatan. Edisi 3. Salemba Medika. Jakarta .
No comments:
Post a Comment