Thursday, September 13, 2012

KONSEP KEBUTUHAN ELIMINASI BOWEL



Oleh : Lisa Permitasari, S.Kep, Ns
 
A.    PENGERTIAN
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupaurin atau bowel (feses). Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga disebut bowel movement. Ketika gelombang peristaltic mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan rektum, saraf sensoris dalam rektum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk defekasi.
Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi usus penting untuk fungsi tubuh yang normal. Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan masalah pada gastrointestinal dan bagian tubuh yang lain. Karena fungsi usus tergantung pada keseimbangan beberapa faktor, pola eliminasi dan kebiasaan masing-masing orang berbeda. Untuk menangani masalah eliminasi klien, perawat harus mengerti proses eliminasi yang normal dan faktor-faktor yangmempengaruhi eliminasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi:
1. Usia dan perkembangan : mempengaruhi karakter faeces, control bayi s/d 2-3 tahun: lambung kecil, enzim kurang, peristaltic usus cepat, neuromuskuler belum berkembang. Remaja : usus besar berkembang. Tua : gigi berkurang, enzim di saliva & lambung berkurang peristaltic dan tonus abdomen berkurang.
2. Diet
Makanan berserat dan berselulosa penting untuk mendukung volume fekal. Diet yang tidak teratur akan menggangu pola defekasi. Contoh makanan yang mengandung gas: bawang, kembang kol, dan kacang-kacangan. Susu: sulit dicerna bagi sebagian orang/ laktusa intolerance.
3. Pemasukan cairan.
Normalnya: 2000-3000 ml/hari. Jika intake cairan tidak adekuat atau pengeluaran yang berlebihan (urin/muntah) tubuh akan kekurangan cairan sehingga tubuh akan menyerap cairan  sehingga faeces yang dikeluarkan menjadi keras.
4. Aktifitas fisik
merangsang peristaltic meningkat.
5. Faktor psikologik.
Cemas, marah akan meningkatkan peristaltic/ diare. Depresi akan memperlambat peristaltic usus/ konstipasi.
6. Kebiasaan
Sulit BAB di tempat orang lain atau tempat yang baru karena hilangnya privacy.
7. Posisi
Jongkok/paha fleksi akan meningkatkan tekanan abdomen dan posisi duduk akan meningkatkan tekanan rectum, sehingga akan mempermudah defekasi.
8. Nyeri
Hemoroid menyebabkan defekasi tidak nyaman dan akhirnya menjadi konstipasi.
9. Kehamilan: menekan rectum
10. Operasi dan anastesi: blok parasimpatis 24-48 jam akan menghentikan pergerakan usus (ileus paralitik)
11. Obat-obatan: narkotik, morfin, kodein menyebabkan konstipasi. Laksatif untuk menstimulasi eliminasi bowel.
12. Tes diagnostic: barium enema dapat menyebabkan kostipasi.
13. Kondisi patologi: injuri spinal cord/kepala dan gangguan mobilisasi, dapat menurunkan stimulasi sensori untuk defekasi. Buruknya fungsi spinal anal menyebabkan inkontinensia.
14. Irritans: makanan berbumbu/ pedas, toxin bakteri/racun dapat mengritasi usus dan menghasilkan diare/ banyak flatus.

  1. NILAI-NILAI NORMAL

KARAKTERISTIK FESES NORMAL DAN ABNORMAL

Karakteristik
Normal
Abnormal
Kemungkinan penyebab
Warna
Dewasa : kecoklatan
Bayi : kekuningan
Pekat / putih
Adanya pigmen empedu (obstruksi empedu); pemeriksaan diagnostik menggunakan barium
Hitam
Obat (spt. Fe); PSPA (lambung, usus halus); diet tinggi buah merah dan sayur hijau tua (spt. Bayam)
Merah
PSPB (spt. Rektum), beberapa makanan spt bit.
Pucat
Malabsorbsi lemak; diet tinggi susu dan produk susu dan rendah daging.
Orange atau hijau
Infeksi usus
Konsistensi
Berbentuk, lunak, agak cair / lembek, basah.
Keras, kering
Dehidrasi, penurunan motilitas usus akibat kurangnya serat, kurang latihan, gangguan emosi dan laksantif abuse.
Diare
Peningkatan motilitas usus (mis. akibat iritasi kolon oleh bakteri).
Bentuk
Silinder (bentuk rektum) dgn Æ 2,5 cm u/ orang dewasa
Mengecil, bentuk pensil atau seperti benang
Kondisi obstruksi rektum
Jumlah
Tergantung diet (100 – 400 gr/hari)


Bau
Aromatik : dipenga-ruhi oleh makanan yang dimakan dan flora bakteri.
Tajam, pedas
Infeksi, perdarahan
Unsur pokok
Sejumlah kecil bagian kasar makanan yg tdk dicerna, potongan bak-teri yang mati, sel epitel, lemak, protein, unsur-unsur kering cairan pencernaan (pigmen empedu dll)
Pus
Mukus
Parasit
Darah
Lemak dalam jumlah besar
Benda asing
Infeksi bakteri
Konsidi peradangan
Perdarahan gastrointestinal
Malabsorbsi
Salah makan



  1. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI PADA KLIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN KEBUTUHAN ELIMINASI URIN
a. Riwayat Keperawatan
- Tentukan kebiasaan/ pola eliminasi : frekuensi waktu.
- Identifikasi kebiasaan yang membantu BAB: minum air hangat, menggunakan laksatif, makanan yang spesifik, menggunakan waktu lebih lama untuk BAB
- Tanyakan perubahan BAB, kapan terakhir BAB aaaaaadan apa kira-kira penyebab perubahannya.
- Tanyakan karakteristik/cirri-ciri fecesnya: keras/lunak, warna dan bentuknya.
- Riwayat diet
- Pemasukan cairan
- Riwayat olah raga/ kemampuan mobilisasi
- Kaji apakah perlu bantuan untuk BAB di rumah
- Riwayat operasi / penyakit yang menyebabkan gangguan saluran pencernaan.
- Kaji adanya kolostomi, dan bagaimana keadaannya
- Kaji penggunaan obat-obatan: laksatif, antacid, zat besi/Fe, analgesic dsd yang dapat menyebabkan gangguan BAB
- Kaji keadaan emosi
- Kaji riwayat sosial.
b.Pemeriksaan Fisik
- Abdomen
Inspeksi: bentuk, simetris, warna kulit, adanya massa, perstaltik, vena, stoma, lesi. Secara normal gelombang peristaltic tidak terlihat, jika dapat diobservasi berarti obstruksi intestine. Abdomen yang distensi/tegang, biasanya kerena adanya gas, tumor, cairan pada rongga perineum. Pengukuran dengan meteran setiap hari menentukan apakah distensi bertambah. Tempat pengukuran harus tetap, misalnya pada umbilicus dan pada waktu yang sama seyiap harinya. Jika ada massa tonjolan menetap.
Auskultasi:
Lebih dulu dimulai dari palpitasi, untuk mencegah perubahan peristaltic. Dalam mengkaji ditulis bising usus normal. Sangat bising. Absent/hipoaktif, hiperaktif

II.            DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
a.              Diare b/d psikologis,situasional,fisiologis
b.             Konstipasi  b/d kelemahan otot, aktivitas fisik tidak mencukupi, perubahan lingkungan, psikologis, toileting tidak adekuat, farmakologi, mekanis, fisiologis
c.              Inkontinensia Bowel b/d diare kronis, kebiasaan diit, faktor lingkungan, immobility, pengobatan, stress, kerusakan nervus

III.         PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
a.               
Diare b/d psikologis,situasional,fisiologis
NOC:
Bowel elimination
Kriteria Hasil :
v  Pola eliminasi dbn
v  Konsistensi Feses berbentuk, lunak
v  Menjaga daerah sekitar rectal dari iritasi
v  Warna feses dbn
v  Kontrol terhadap pergerakan feses
v  Diare tidak terjadi
v  Feses yang dikeluarkan sesuai diit
v  Aktifitas latihan adekuat
v  Konsumsi cairan dan serat adekuat

NIC :
Diarhea Management
v  Evaluasi efek samping pengobatan terhadap gastrointestinal
v  Ajarkan pasien untuk menggunakan obat antidiare
v  Instruksikan pasien/keluarga untukmencatat warna, jumlah, frekuenai dan konsistensi dari feses
v  Evaluasi intake makanan yang masuk
v  Identifikasi factor penyebab dari diare
v  Monitor tanda dan gejala diare
v  Observasi turgor kulit secara rutin
v  Ukur diare/keluaran BAB
v  Hubungi dokter jika ada kenanikan bising usus
v  Instruksikan pasien untukmakan rendah serat, tinggi protein dan tinggi kalori jika memungkinkan
v  Instruksikan untuk menghindari laksative
v  Ajarkan tehnik menurunkan stress
v  Monitor persiapan makanan yang aman


b.                                                                                                                        

Konstipasi  b/d kelemahan otot, aktivitas fisik tidak mencukupi, perubahan lingkungan, psikologis, toileting tidak adekuat, farmakologi, mekanis, fisiologis

NOC: 
Bowel elimination
Kriteria Hasil :
v  Pola eliminasi dbn
v  Konsistensi Feses berbentuk, lunak
v  Menjaga daerah sekitar rectal dari iritasi
v  Warna feses dbn
v  Kontrol terhadap pergerakan feses
v  Feses yang dikeluarkan sesuai diit
v  Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi
v  Mengidentifikasi indicator untuk mencegah konstipasi
v  Aktifitas latihan adekuat
v  Konsumsi cairan dan serat adekuat

NIC:
ConstipationManagement
v  Monitor tanda dan gejala konstipasi
v  Monior bising usus
v  Monitor feses: frekuensi, konsistensi dan volume
v  Konsultasi dengan dokter tentang penurunan dan peningkatan bising usus
v  Monitor tanda dan gejala ruptur  usus/peritonitis
v  Jelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan terhadap pasien
v  Identifikasi faktor penyebab dan kontribusi konstipasi
v  Dukung intake cairan
v  Kolaborasikan pemberian laksatif
v  Dorong peningkatan aktifitas
v  Kolaborasikan dengan ahli gizi diiet tinggi serat dan cairan


c.                                                                                                                        
Inkontinensia Bowel b/d diare kronis, kebiasaan diit, faktor lingkungan, immobility, pengobatan, stress, kerusakan nervus
NOC:
Bowel Continence
Kriteria Hasil :
v  Tidak terjadi diare
v  Tidak terjadi konstipasi
v  Mengetahui hubungan intake dengan pola eliminasi
v  Dapat meraih toilet sebelum defekasi terjadi
v  Dapat mengatur defekasi secara mandiri

NIC :
Bowel Inkontinence care
v Perkirakan penyebab fisik dan psikologi dari inkontimemsia fekal
v Jelaskan penyebab masalah dan rasional dari tindakan
v Jelaskan tujuan dari managemen bowel pada pasien/keluarga
v Diskusikan prosedur dan criteria hasil yang diharapkan bersama pasien
v Instruksikan pasien/keluarga untuk mencatat keluaran feses
v Cuci area perianal dengansabun dan air lalukeringkan
v Jaga kebersihan baju dan tempat tidur
v Lakukan program latihan BAB
v Monitor efek samping pengobatan.
Bowel Training
v  Rencanakan program BAB dengan pasien dan pasien yang lain
v  Konsul ke dokter jika pasien memerlukan suppositoria
v  Ajarkan ke pasien/keluarga tentang prinsip latihan BAB
v  Anjurkan pasien untuk cukup minum
v  Dorong pasien untuk cukup latihan
v  Jaga privasi klien
v  Kolaborasi pemberian suppositoria jika memungkinkan
v  Evaluasi status BAB secara rutin
v  Modifikasi program BAB jika diperlukan


IV.         DAFTAR PUSTAKA.
Delaune, Sue C and Ladner, Patricia K. 2002. Second Edition Fundamentals of Nursing Standards and Practice. USA: Delmar Thomson Learning
    Johnson, Marion, Maas, Meridean, and Moorhead, Sue. 2007. Nursing Outcomes Classification (NOC) second edition. USA: Mosby.
McCloskey, J.C, Bulechek, G.M. 2007. Nursing Intervention Classification (NIC). Second Edition. Mosby – Year Book, Inc.
North American Nursing Diagnosis Association. 2009. Nursing Diagnoses : Definition & Classification 2009. Philadelphia.
Tarwoto dan Wartonah. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan. Edisi 3. Salemba Medika. Jakarta .

No comments:

Post a Comment