Thursday, September 13, 2012

OKSIGENASI



Oleh: Lisa Permitasari, S.Kep, Ns
A.          DEFINISI
Oksigenasi adalah proses pengangkutan oksigen ke jaringan tubuh dan sel. Dan respirasi adalah proses pertukaran gas antara individu dan lingkungan.  Respirasi sangat dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan, karena oksigen sangat diperlukan oleh sel. Sistem respirasi terdiri dari organ-organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri dari dinding dada, otot-otot pernafasan, diafragma, dinding abdomen dan pusat pernapasan di otak. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu:
1.      Ventilasi, merupakan proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana saat inspirasi tekanan intrapleura lebih negatif daripada tekanan atmosfer sehingga udara akan masuk ke alveoli. Kepatenan ventilasi tergantung pada : kebersihan jalan nafas, adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan, adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru, dan kemampuan otot-otot pernafasan (diafragma, ekstrenal interkosta, interna interkosta dan otot abdominal)
2.      Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewatio sirkulasi paru untuk dioksigenasi, dimana sirkulasi paru  adalah darah deoksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung. Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaran gas oksigen dan karbondioksida.
3.      Difusi, difusi udara respirasi terjadi antara aveolus dan membran kapiler. Oksigen terus menerus berdifusi darai udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan karbondioksida terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen antara lain:
1.      Faktor fisiologi
a.       Menurunnya pengikatan oksigen seperti anemia
b.      menurunnya konsentrais oksigen yang diinspirasi
c.       hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transpor oksigen terganggu.
d.      Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka dll.


e.       Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti kehamilan, obesitas, TBC paru.
2.      Faktor perkembangan
a.       Bayi prematur à kebutuhan oksigen meningkat disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
b.      Bayi dan toddler à ada risiko infeksi saluran pernafasan akut yang menyebabkan kebutuhan oksigen meningkat.
c.       Anak usia sekolah dan remaja à ada risiko infeksi saluran nafas dan merokok.
d.      Dewasa muda dan pertengahan à diet yang tidak sehat, kurang aktivitas dan stres mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
e.       Dewasa tua à adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan elastisitas menurun dan ekspansi paru menurun.
3.      Faktor perilaku
a.       Nutrisi, misalnya pada obesitas menyebabkan penurunan ekspansi paru, gizi buruk menyebabkan anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang.
b.      Latihan, latihan akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c.       Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan koroner.
d.      Konsumsi alkohol dan obat-obatan akan menyebabkan intake nutrisi (Fe) menurun sehingga mengakibatkan penurunan hemoglobin.
e.       Kecemasaan, akan menyebabkan metabolisme meningkat sehingga kebutuhan oksigen meningkat.
4.      Faktor lingkungan : tempat kerja yang berpolusi, suhu lingkungan, dan ketinggian tempat dari permukaan laut.

Perubahan Fungsi pernafasan
1.      Hiperventilasi, merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah oksigen dalam paru-paru agar penafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan oleh kecemasan, infeksi/sepsis, keracunan obat-obatan dan ketidakseimbangan asam basa (asidosis metabolik). Tanda dan gejala hipeventilasi yaitu takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi dan tinnitus.
2.      Hipoventilasi, terjadia ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan oksigen tubuh atau untuk mengeluarkan karbondioksida dengan cukup. Biasanya terjadi pada kolaps paru. Tanda dan gejala hipoventilasi yaitu nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorinetasi, ketidakseimbangan elektrolit. Kejang dan kardiak arrest.
3.      Hipoksia yaitu tidak adekuatnya pemenuhan oksigen seluler akibat defisiensi oksigen yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan oksigen apda tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, berkurangnya konsentrasi oksigen, keracunan sianida, menurunnhya difusi oksigen dari alveoli ke dalam darah seperti pneumonia, syok, dan gannguan ventialsi. Tanda dan gejala hipoksia yaitu kelelahan, cemas, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam, sianosis, sesak nafas dan clubbing finger.
Beberapa metode pemberian oksigen:
1.      Low flow oxygen system
Hanya menyediakan sebagian dari udara inspirasi total pasien. Pada umumnya sistem ini lebih nyaman untuk pasien tetapi pemberiannya bervariasi menurut pola pernafasan pasien.
2.      High flow oxygen system
Menyediakan udara inspirasi total untuk pasien. Pemberian oksigen dilakukan dengan konsisten, teratur, teliti dan tidak bervariasi dengan pola pernafasan pasien.
Masalah Yang berhubungan dengan fungsi respirasi
a.       PERUBAHAN POLA NAFAS.
Respirasi normal ( eupnea ) : diam, ritmic, dan sedikit usaha
-          Tachypnea → nafas yang cepat, dijumpai pada demam, asidosis metabolik, nyeri, hipercapnea, anoxemia ( penurunan O2 dalam darah ).
-          Bradypnea → nafas yang lambat, dijumpai pada pasien yang mendapat morphie sulfat (penyebab depresi respirasi ), asidosis metabolik, dan pasien dengan PTIK (peningkatan tekanan intrakranial, → injuri otak ).
-          Hyperventilasi → jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut hyperventilasi elveoli, sebab jumlah udara dalam alveoli melebihi kebutuhan tubuh, yang berarti bahwa CO2 yang dieliminasi lebih dari yang diproduksi → menyebabkan peningkatan rata – rata dan kedalaman pernafasan.
-        Hypoventilasi → ketidakcukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukupi kebutuhan tubuh), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah. Hypoventilasi dapat terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli, obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari beberapa obat.
Ritme respirasi abnormal yaitu :
-         Cheyne Stokes → bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari perafasan yang sangat dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, o.k gagal jantung kongestif, PTIK, dan overdosis obat.
-        Kussmaul’s ( hyperventilasi ) → peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20 x per menit. Dijumpai pada asidosisi metabolik, dan gagal ginjal.
-        Apneustic → henti nafas , pada gangguan sistem saraf pusat
-         Biot”s → nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan gangguan sistem saraf pusat.
-        Kesulitan bernafas disebut dyspnea.
b.      HYPOXIA
Merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi ke jaringan. Hal ini berhubungan dengan 3 bagian / proses respirasi, yaitu : ventilasi, difusi gas, atau transport gas oleh darah, dan dapat disebabkan oleh satu atau lebih perubahan kondisi pada proses tersebut. Pada tempat yang tinggi, tekanan partial oksigen turun, karena itu tekanan partial alveoli dan arteri menurun → disebut hypoxic hypoxia. Penyebab lain hipoxia adalah hipoventilasi yaitu ketidakcukupan ventilasi alveoli oleh karena penurunan volume tidal. Penurunan volume tidal ( sebagai contoh , pada penyakit otot respirasi, obat – obatan, atau analgesik ), carbondioksida sering terakumulasi dalam darah. Hipoxia dapat berkembang ketika kemampuan paru untuk mendifusikan oksigen ke dalam darah arteri menurun, seperti pada edema pulmonaer, atau akibat dari masalah pembebasan oksigen ke jaringan.
Tanda – tanda klinik hipoxia :




Tanda – tanda Akut dan Kronik Hipoxia :






c.       OBSTRUKSI JALAN NAFAS
Obstruksi partial atau seluruh jalan nafas bisa terjadi pada saluran nafas atas maupun bawah. Obstruksi saluran nafas atas bisa disebabkan oleh benda asing, sperti makanan, lidah jatuh ke belakang ( pada pasien tidak sadar ), penumpukan sekret pada jalan nafas. Obstruksi jaan nafas bawah bisa terjadi pada bronkhial dan paru – paru.

B.           NILAI-NILAI NORMAL
Parameter
Nilai normal
Tidal Volume (TV)
Volume Cadangan Inspirasi (VCI)
Volume Cadangan Ekspirasi (VCE)
Volume Residu
Kapasitas Inspirasi (KI)
Kapasitas Residu Fungsional (KRF)
Kapasitas Vital
Kapasitas Total Paru
500 cc
3000 ml
1100 ml
1200 ml
3500 ml
2300 ml
4600 ml
5800 ml

BGA ( Blood Gas Analysa )
-          PCO2 : 35 – 45 mm Hg
-          PO2 : 80 – 100 mm Hg
-          pH : 7,35 – 7,45

C.          PENGKAJIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
Beberapa hal yang perlu dikaji oleh perawat dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi antara lain:
@ Riwayat keperawatan:
Riwayat penyakit pernafasan, kardiovaskuler
Kondisi rumah dan lingkungannya
Gaya hidup : merokok,  penggunaan obat-obatan
Riwayat alergi
Riwayat kesehatan keluarga
Status sosial ekonomi: Riwayat pekerjaan, aktivitas kegemaran
@ Masalah kesehatan saat ini:
Keluhan utama: sesak nafas, batuk, nyeri dada, produksi sputum, panjang pendeknya nafas.
Riwayat sakit saat ini: onset, durasi, lokasi, frekuensi, terapi, kualitas.
@ Pengajian psikososial:
Koping dan stress
Support system
Perubahan peran, hubungan interpersonal dan sosial ekonomi
Perilaku maladaptif
Reaksi keluarga terhadap terapi dan perawatan
@ Pemeriksaan fisik:
  • Mata: konjungtiva pucat (karena anemia), sianosis (karena hipoksia), atau terdapat petechia (karena emboli lemak).
  • Kulit: sianosis perifer, sianosis umum, penurunan turgor, edema, dan edema preorbital.
  • Jari dan kuku: sianosis atau clubbing finger.
  • Mulut dan bibir: membran mukosa sianosis, bernafas dengan menggunakan mulut.
  • Hidung: pernafasan dengan cuping hidung.
  • Dada: ada atau tidak adanya retraksi otot bantu pernafasan, pergerakan dada tidak simetris, suara nafas normal (vesikuler, bronkhial), suara nafas abnormal, dan bunyi perkusi (resonan, hipersonan, dullness).
  • Pola nafas : normal, cepat (tacypnea) atau lambat (bradypnea).
@ Pemeriksaan penunjang
  • Tes untuk mengukur ventilasi dan oksigenasi: tes fungsi paru-paru dengan spirometri, oksimetri, dan pemeriksaan darah lengkap.
  • Melihat struktur sistem pernafasan: X-Ray thoraks, bronkhoskopi, CT Scan paru.
  • Menentukan sel abnormal/infeksi sistem pernafasan: kultur apus tenggorokan, sitologi atau pemeriksaan spesimen sputum.

II.            DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi antara lain:
1.      Tidak efektifnya pola nafas b.d. distensi dinding dada, kelelahan
2.      Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. spasme jalan nafas.
3.      Gangguan pertukaran gas b.d. retensi CO2

III.         RENCANA KEPERAWATAN
1.      Tidak efektifnya pola nafas b.d. distensi dinding dada, kelelahan
NOC: Status respirasi ventilasi, dengan kriteria hasil klien:
ü  Memiliki RR dalam batas normal
ü  Mampu inspirasi dalam
ü  Memiliki dada yang mengembang secara simetris
ü  Dapat bernafas dengan mudah
ü  Tidak menggunakan otot-otot tambahan dalam bernafas
ü  Tidak mengalami dispnea
ü  Tidak mengalami ortopnea
NIC: Monitor Pernafasan
ü  Monitor rata-rata, irama, kedalaman dan usaha respirasi
ü  Perhatikan pergerakan dada, amati kesemetrisan, penggunaan oto-otot aksesoris, dan retraksi otot supraklavikuler dan interkostal
ü  Monitor respirasi yang berbunyi, seperti mendengkur
ü  Monitor pola pernafasan: bradipneu, takipneu, hiperventilasi, respirasi Kussmaul, respirasi Cheyne-Stokes, dan apneustik Biot dan pola taxic
ü  Perhatikan lokasi trakea
ü  Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area penurunan/tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi nafas tambahan
ü  Monitor peningkatan ketidakmampuan istirahat, kecemasan, dan haus udara, perhatikan perubahan pada SaO2, SvO2, CO2 akhir-tidal, dan nilai gas darah arteri (AGD), dengan tepat
NIC:Terapi Oksigen
ü Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
ü Pertahankan jalan nafas yang paten
ü Atur peralatan oksigenasi
ü Monitor aliran oksigen
ü Pertahankan posisi pasien
ü Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
ü Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi

2.    Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. spasme jalan nafas.
NOC: Kepatenan jalan nafas, dengan kriteria hasil klien:
ü  Tidak mengalami demam
ü  Tidak mengalami kecemasan
ü  Tidak tersedak
ü  Memiliki RR dalam batas normal
ü  Memiliki irama pernafasan yang normal
ü  Mampu mengeluarkan sputum dari jalan nafas
ü  Bebas dari suara nafas tambahan
NIC: Saksion Jalan Nafas
ü  Tentukan kebutuhan saksion oral dan atau trakeal
ü  Auskultasi suara nafas sesudah dan sebelum melakukan saksion
ü  Informasikan kepada klien dan keluarga tentang saksion
ü  Gunakan perlindungan universal
ü  Pasang nasal kanul selama dilakukan saksion
ü  Monitor status oksigen pasien (tingkat SaO2 dan SvO2) dan status hemodinamik (tingkat MAP [mean arterial pressure] dan irama jantung) segera sebelum, selama dan setelah saksion
ü  Perhatikan tipe dan jumlah sekresi yang dikumpulkan

3.      Gangguan pertukaran gas b.d. retensi CO2
NOC: Status respirasi pertukaran gas, dengan kriteria hasil klien:
ü  Memiliki mental status yang normal
ü  Dapat bernafas dengan mudah
ü  Tidak mengalami dispnea
ü  Tidak mengalami sianosis
ü  Tidak mengalami somnolen
ü  Memiliki PaO2 dan PaCO2 dalam batas normal
ü  Memiliki pH arteri dalam batas normal
ü  Memiliki saturasi O2 dalam batas normal
ü  Memiliki perfusi ventilasi yang seimbang
NIC: Manajemen jalan nafas
ü  Posisikan klien untuk memaksimalkan potensi ventilasinya.
ü  Identifikasi kebutuhan klien akan insersi jalan nafas baik aktual maupun potensial.
ü  Lakukan terapi fisik dada
ü  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
ü  Auskultasi suara nafas, tandai area penurunan atau hilangnya ventilasi dan adanya bunyi tambahan
ü  Monitor status pernafasan dan oksigenasi, sesuai kebutuhan

IV.         DAFTAR PUSTAKA
Bahar, Asril. 1990. Tuberkulosis Paru. Dalam: Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Editor: Soeparman, dkk. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Kozier, Barbara, Glenora Erb, Kathleen Blais, Judith Wilkinson. 1995. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and Practice 4th Edition. Canada: Addison-Wesley Publishing Company.
Taylor C., Lilis C., Le Mone P. 1997. Fundamentals of Nursing: The Art and Science of Nursing Care. Philadelphia: Lippincott-Raven Publishers.

No comments:

Post a Comment