OLEH: LISA PERMITA SARI
A. Definisi
Sinusitis adalah
radang sinus paranasal.
Rinitis adalah suatu inflamasi membran mukosa.
Tonsilitis adalah radang pada tonsil. Biasanya
menyerang anak 2-5 tahub penularan melalui udara, benda atau makanan yang
terkontaminasi.
B. Etiologi
Sinusitis akut karena infeksi traktus respiratorius atas, terutama
infeksi virus atau eksaserbasi rinitis alergika. Kongesti nasal yang disebabkan
inflamasi, edema, dan transudasi cairan, menyebabkan obstruksi rongga sinus.
Kondisi ini memberikan media yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri.
Organisme bakteri bertanggung jawab terhadap lebih besar 60 % kasus sinusitis
adalah Streptococcus pneumoniaea, Haemophilus influenzae, dan
Staphylococcus aureus.
Sinusitis Kronis disebakan oleh obstruksi hidung
kronik akibat rabas dan edema membran mukosa hidung.
Rinitis dikelompokkan sebagi rinitis alergik dan
non alergik. Rinitis non-alergik
disebabkan oleh infeksi saluran nafas atas, termasuk rinitis viral (common
cold) dan rinitis nasal dan bacterial, masuknya benda asing kedalam hidung:
deformitas structural, neoplasma, dan massa; penggunaan kronik dekongestan
nasal; penggunaan kontrasepsi oral, kokain, dan antihipertensi.
Rinosinusitis
akut disebabkan oleh bakteri, virus dan jarang jamur.
Tonsilitis
disebabkan oleh Corynebacterium diphteriase.
C. Tanda dan Gejala
1.
Nyeri tekan daerah sinus saat dipalpasi.
2.
Suhu subfebril
3.
Nyeri tenggorok
4.
Nyeri kepala
5.
Tidak nafsu makan
D. Pemeriksaan Penunjang
1.
Rontgen
2.
Kultur
Kultur
tenggorok mungkin dilakukan untuk mengidentifikasi organisme yang bertanggung
jawab terjadinya faringitis dan adanya infeksi saluran pernafasan bawah.
3.
Biopsi
Dilakukan untuk memungkinkan pemeriksaan sel-sel
dari faring, laring dan saluran hidung.
4.
Pemeriksaan Pencitraan
Pemeriksaan pencitraan termasuk rontgen jaringan
lunak dan MRI dilakukan untuk menentukan keluasan infeksi dalam sinusitis.
E. Penanganan
1.
Bedah intranasal untuk sinusitis frontal kronik
2.
Operasi Caldwell Luc : operasi untuk sinusitis
maksilaris.
3.
Pembedahan : Eksisi, Kauterisasi polip.
4.
Mengurangi nyeri
5.
Antibiotik
F. Komplikasi
1.
Sepsis
2.
Abses peritonsilar
3.
Otitis media
4.
Meningits
5.
Abses otak
6.
Osteomielitis
G. Diagnosa Keperawatan utama dapat mencakup:
1. Inefektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi berlebihan sekunder akibat proses inflamasi
2.
Nyeri yang berhubungan agen injury : fisik
3.
Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan iritasi
jalan nafas atas sekunder akibat infeksi
4.
Defisit volume cairan berhungan dengan peningkatan
kehilangan cairan sekunder akibat diaforesis yang berkaitan dengan demam
5.
Defisit pengetahuan mengenai pencegahan infeksi
pernafasan atas, regimen pengobatan, prosedur khusus, atau perawatan
pascaoperasi.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner
& Suddarth. 1997. Keperawatan Medikal Bedah Volume I. EGC. Jakarta
Doenges,
Marilyn. E, 1993. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih bahasa I Made Kariasa. EGC. Jakarta
Mansjoer,
Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid Pertama. Media Aesculapius.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
North
American Nursing Diagnosis Assosiation. 2001. Nursing Diagnosis: Deffinition
and Clasification, the assosiation. Philadelphia
Silvya . 1995. Patofisiologi. EGC. Jakarta
www.
nicnoc@ Harcourt.com.2000. Nursing Intervention Classification and Nursing
Outcomes Clasification
No comments:
Post a Comment